Rabu, 19 Februari 2014

Rabu, 12 November 2008

MASJIDIL AQSHO

Masjidil Aqsho adalah milik seluruh kaum muslimin secara historis; letaknya di Palestina. Dia juga biasa disebut dengan"Masjid Baitul Maqdis", atau "Masjid Iliya". Palestina dahulu pernah dihuni oleh dua suku Arab : suku Finiqiyyun, dan Kan’aniyyun, lalu setelah itu orang-orang Yahudi datang ke Palestina saat lari dari kejaran Fir’aun. Terakhir, Palestina dikuasai oleh khilafah Islamiyyah di zaman khilafah Umar bin Al-Khoththob -radhiyallahu ‘anhu- sampai zaman kita. Kemudian berusaha dikuasai secara zholim oleh orang-orang Yahudi dari berbagai negara, sebab mereka dahulu berpencar.

Masjidil Aqsho yang merupakan milik kaum muslimin adalah masjid yang memiliki keutamaan yang banyak. Karenanya, kita perlu mengetahui keutamaan-keutamaan itu sehingga kita bisa meraih keutamaan yang terdapat di dalamnya, dan tetap berjuang meraihnya dari tangan Zionis Yahudi. Diantara keutamaan Masjidil Aqsho:

  • Masjid Kedua di Dunia

Masjidil Aqsho adalah masjid kedua yang dibangun setelah Ka’bah (Masjidil Haram) sebagaimana yang disebutkan dalam sebagian hadits-hadits shohih dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي اْلأَرْضِ أَوَّلَ ؟ قَالَ : اَلْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ: اَلْمَسْجِدُ اْلأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا ؟ قَالَ:أَرْبَعُوْنَ سَنَةً, ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلاَةُ بَعْدُ, فَصَلِّهْ, فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيْهِ

"Aku berkata, "Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama kali dibangun di bumi?" Beliau bersabda, "Masjidil Haram". Dia (Abu Dzar) berkata, "Aku katakan, "Lalu setelah itu?" Beliau bersabda, "Masjidil Aqsho". Aku katakan, "Berapa jarak waktu antara (pembangunan) keduanya". Beliau besabda, "Jarak antara kedua adalah 40 tahun. Kemudian dimanapun kau didapati waktu sholat setelah itu, maka sholatlah (disitu), karena keutamaan ada padanya (yakni, sholat di awal waktu)". [HR. Al-Bukhoriy (3366 & 3425), Muslim (520) An-Nasa’iy (690), dan Ibnu Majah (753)]

  • Keutamaan Sholat di Masjidil Aqsho

Diantara keutamaan Masjidil Aqsho, Allah akan mengampuni dosa orang yang shalat di dalamnya, sedang tak ada yang mendorongnya ke Masjidil Aqsho, selain ia mau sholat di dalamnya. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَنَى بَيْتَ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ خِلاَلاً ثَلاَثَةً سَأَلَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ فَأُوْتِيَهُ وَسَأَلَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مُلْكًا لاَ يَنْبَغِيْ لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ فَأُوْتِيَهُ وَسَأَلَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ حِيْنَ فَرَغَ مِنْ بِنَاءِ الْمَسْجِدِ أَنْ لاَ يَأْتِيَهُ أَحَدٌ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ فِيْهِ أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ خَطِيْئَتِهِ كِيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

"Sesungguhnya Sulaiman bin Dawud -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, tatkala ingin membangun (memugar) Masjid Baitul Masjid, maka ia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- tentang tiga hal: Dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- hukum (keputusan) yang mencocoki hukum-Nya, lalu ia pun diberi; dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- suatu kekuasaan yang tak pantas bagi seorangpun setelah Sulaiman, lalu ia pun diberi; Dia meminta kepada Allah -Azza wa Jalla- setelah usai memugar Masjidil Aqsho agar tak ada seorang pun yang datang, sedang tak ada yang mendorongnya (untuk datang), selain sholat di dalamnya agar orang itu dikeluarkan dari kesalahan (dosa)nya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya".[HR. An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (693), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1408). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy Al-Atsariy dalam Ats-Tsamr Al-Mustathob(1/545)]

Jadi, sholat di masjidil Aqsho akan menjadi sebab Allah mengampuni dosa seorang hamba. Ini adalah keutamaan besar yang Allah berikan kepada orang melaksanakan sholat di Masjidil Aqsho

Perbandingan kebaikan sholat di Masjid Nabawi dengan sholat di Masjid Baitul Maqdis, empat banding satu. Maksudnya jika sholat di masjid Nabawi satu kali, lalu seorang akan mendapatkan pahala 1000 sholat atau lebih baik lagi, maka sholat di Masjidil Aqsho, seorang akan mendapatkan 250 pahala

Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

تَذَاكَرْنَا وَ نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَيُّهُمَا أَفْضَلُ, مَسْجِدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أو مَسْجِدُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : صلاة في مَسْجِدِيْ هذا أَفْضَلُ مِنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيْهِ وَ لَنِعْمَ الْمُصَلَّى وَ لَيُوُشِكَنَّ أَنْ لاَ يَكُوْنَ لِلَّرَجُلِ مِثْلُ شَطَنِ فَرَسِهِ مِنَ اْلأَرْضِ حَيْثُ يُرَى مِنْهُ بَيْتُ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيْعًا أَوْ قَالَ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا .

"Kami pernah berbincang-bincang, sedang kami di sisi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, "Manakah yang lebih afdhol (utama), apakah Masjid Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ataukah Masjid Baitul Maqdis?" Maka Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Sholat di masjidku ini lebih afdhol dibandingkan empat kali sholat di dalamnya (di dalam Masjidil Aqsho). Dia adalah sebaik-baik tempat sholat. Hampir-hampir seorang tidak memiliki tanah senilai tali kuda, dimana akan diperlihatkan Baitul Maqdis baginya dari tempat itu. Itu (tanah sekecil itu) adalah lebih baik baginya dibandingkan dunia seluruhnya". –atau beliau bersabda-, "lebih baik dibandingkan dunia, dan sesuatu yang ada di dalamnya". [HR. Ibrohim bin Thohman Al-Khurosaniy dalamMasyikhoh-nya (hal.119), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath(6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah(7/955)]

Syaikh Hisyam Al-Arif Al-Maqdisiy-hafizhahullah- berkata,"Hadits ini seshohih-shohihnya sesuatu yang datang tentang pahala sholat di Masjidil Aqsho. Hadits ini menunjukkan bahwa sholat di Masjid Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Masjid Nabawi) seperti empat kali sholat di Masjidil Aqsho, yakni sholat di Masjidil Aqsho seperti 250 kali sholat dalam hal pahala". [Lihat Majalah Al-Asholah (Edisi 30/15 Syawwal 1421 H)]

  • Tempat Mencari Pahala dan Keutamaan

Di dalam Islam, Seorang tidak diperkenankan melakukan safar untuk mengunjungi suatu tempat dalam rangka beribadah, mencari pahala, dan keutamaan pada suatu tempat, kecuali menuju ke tiga masjid yang disebutkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya,

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلىَ ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وِمَسْجِدِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ومَسْجِدِ اْلأَقْصَى

"Tidak boleh bersafar, kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsho". [HR. Al-Bukhoriy (1189), dan Muslim (1397)]

Jadi, bersafar dalam rangka beribadah, mencari pahala, dan keutamaan, tidak boleh dilakukan pada selain tiga tempat itu. Dari sini, kita tahu kesalahan sebagian kaum muslimin yangmelakukan safar untuk mengunjungi kubur orang yang dianggap wali atau orang sholeh, seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahil di Jawa; mereka melakukan "Tour Keliling Wali Songo". Kekeliruan seperti ini juga mulai menjangkit ke Sulsel dengan adanya sebagian orang-orang diantara mereka yang melakukan safar dari tempat lain menuju kubur Syaikh Yusuf, Gowa. Ini jelas adalah kesalahan yang menyalahi petunjuk Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam hadits ini !!!

  • I’tikaf yang Paling Utama

I’tikaf yang paling utama dilakukan oleh seseorang, i’tikaf di salah satu dari tiga masjid itu (Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho), walaupun harus bersafar. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِيْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ الثَّلاِثَةِ : مَسْجِدِ الْمَدِيْنَةِ وَمَسْجِدِ مَكَّةَ وَمَسْجِدِ إِيْلِيَا

"Tak ada i’tikaf (yang sempurna, pent-), kecuali di tiga masjid: Masjid Madinah (Masjid Nabawi), Masjid Makkah (Masjidil Haram), dan Masjid Iliya (Masjidil Aqsho)". [HR. Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (8357), Ath-Thobroniy dalam dalamAl-Kabir (9511), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah- dalam Ash-Shohihah(2786)]

  • Pembangunan Baitul Maqdis

Allah -Ta’ala- telah menetapkan ajal bagi semua makhluk-Nya; ada yang jaya, dan ada yang binasa. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda menceritakan silsilah kejadian akhir zaman,

عِمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ, وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوْجُ الْمَلْحَمَةِ, وَخُرُوْجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قَسْطَنْطِيْنِيَّةَ, وفَتْحُ قَسْطَنْطِيْنِيَّةَ خُرُوْجُ الدَّجَّالِ

"Pembangunan Baitul Maqdis adalah (waktu) hancurnya kota Madinah. Hancurnya kota Madinah adalah (waktu) munculnya perang besar. Munculnya perang besar adalah (waktu) direbutnya Qostantiniyah (kerajaan Romawi). Direbutnya Qostantiniyah (kerajaan Romawi) adalah (waktu) keluarnya Dajjal". [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4294), Ahmad dalam Musnad-nya (22076 & 22174), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8297), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (214), dan lainnya. Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (5424)]

Al-Allamah Syamsul Haq Al-Azhim Abadi-rahimahullah-berkata dalam menegaskan makna hadits ini, "Pendapat yang paling benar, Yang dimaksud dengan pembangunan Baitul Maqdis adalah kesempurnaan dalam hal pembangunan, yaitu pembangunan baitul Maqdis secara sempurna lagi melebihi batas, saat hancurnya kota Madinah, karena Baitul Maqdis tak akan hancur". [Lihat Aunul Ma’bud (11/270)]

  • Masjidil Aqsho tak akan Dimasuki Dajjal

Allah -Ta’ala- telah memberikan keutamaan kepada Masjidil Aqsho sebagaimana Makkah, Madinah, serta Thur; Dajjal tak akan masuk ke tempat-tempat ini sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Mujahid -rahimahullah- berkata,

كُنَّا سِتَّ سِنِيْنَ عَلَيْنَا جُنَادَةُ بْنُ أَبِيْ أُمَيَّةَ, فَقَامَ فَخَطَبَنَا فَقَالَ: أَتَيْنَا رَجُلاً مِنْ اْلأِنْصَارِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ فَقُلْنَا: حَدِّثْنَا مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَلاَ تُحَدِّثْنَا مَا سَمِعْتَ مِنْ النَّاسِ. فَشَدَدْنَا عَلَيْهِ فَقَالَ: قَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِيْنَا فَقَالَ: أَنْذَرْتُكُمُ الْمَسِيْحَ وَهُوَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنَ –قَالَ: أَحْسَبُهُ قَالَ: اَلْيُسْرَى- يَسِيْرُ مَعَهُ جِبَالُ الْخُبْزِ وَأَنْهَارُ الْمَاءِ, عَلاَمَتُهُ: يَمْكُثُ فِي اْلأَرْضِ أَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا. يَبْلُغُ سُلْطَانُهُ كُلَّ مَنْهَلٍ لاَ يَأْتِيْ أَرْبَعَةَ مَسَاجِدَ : اَلْكَعْبَةَ وَمَسْجِدِ الرَّسُوْلِ و الْمَسْجِدَ اْلأَقْصَى والطورَ. وَمَهْمَا كَانَ مِنْ ذَلِكَ فَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ –وَقَالَ ابْنُ عَوْنٍ: وَأَحْسَبُهُ قَدْ قَالَ:-يُسَلَّطُ عَلَى رَجُلٍ فَيَقْتُلُهُ, ثُمَّ يُحْيِيْهِ وَلاَ يُسَلَّطُ عَلَى غَيْرِهِ

"Selama enam tahun, kami di bawah pimpinan Junadah bin Abi Umayyah. Dia pernah berdiri memberikan khutbah kepada kami seraya berkata, "Kami pernah mendatangi seorang Anshor (Ubadah bin Ash-Shomit, pent.) dari kalangan sahabat Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kami pun masuk menemuinya seraya berkata, "Ceritakanlah kepada kami sesuatu yang pernah Anda dengar dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, jangan Anda ceritakan kepada kami sesuatu yang kau dengarkan dari orang-orang", lalu kamipun mendesaknya. Maka dia (Ubadah bin Ash-Shomith) berkata, "Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berdiri di depan kami seraya bersabda, "Aku ingatkan kalian (bahaya) Al-Masih (yakni, Dajjal). Dia adalah seorang yang buta sebelah (picok) matanya –Rowi berkata, "Aku yakin ia bersabda,"yang kiri"–. Akan berjalan bersamanya gunung-gunung roti, dan sungai air. Tandanya, ia akan tinggal di bumi selama 40 hari. Kekuasaannya akan mencapai semua tempat minum (telaga). Dia tak akan mendatangi empat masjid: Masjid Ka’bah, Masjid Rasul, Masjidil Aqsho, dan Thur (Thursina’). Apapun yang terjadi, ketahuilah bahwa Allah -Azza wa Jalla- tidaklah buta sebelah. –Ibnu Aun (rawi) berkata,"Aku yakin ia bersabda,– ditundukkan baginya seorang laki-laki; Dajjal pun membunuhnya, lalu ia hidupkan, dan tidak ditundukkan selainnya". [HR. Ahmad (5/364). Di-shohih-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad(23139)]

Inilah beberapa keutamaan Masjidil Aqsho, hak milik kaum muslimin. Hak milik ini telah dirampas oleh tangan diktator Zionis Yahudi dari kaum muslimin dengan menginjak-injak, dan menghinakan hak asasi kaum muslimin di Palestina, bahkan kaum muslimin seluruh dunia. Namun anehnya, kali ini para pejuang hak asasi manusia, terbungkam dan diam seribu bahasa. Mana hak asasi manusia bagi kaum muslimin di Palestina dan seluruh dunia??!! Semoga Allah memberikan jalan kepada kaum muslimin untuk merebut kembali Masjidil Aqsho dari tangan orang-orang Yahudi yang zholim lagi terlaknat agar ibadah kita kepada Allah semakin sempurna dengan meraih segudang pahala dan ampunan di Masjidil Aqsho.

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 74 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

Jumat, 07 November 2008

Berpikir Sederhana

Oleh : Bossyana
Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur.

Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.

Rabu, 29 Oktober 2008

ANAK DURHAKA

DURHAKA KEPADA ORANG TUA SUNGGUH DIMURKAI ALLAH! A'UDZU BILLAAHI MIN DZALIK!!!! Semoga kita termasuk anak yang memuliakan orang tua!!! Aamiin!

SEEKOR BURUNGPUN BISA BACA AL QURAN

BURUNGPUN BISA BACA AL QURAN, BAGAIMANA DENGAN KITA!!!

Kamis, 25 September 2008

Maraknya Tanah Suci Di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan Adalah Bulan Ibadah. Tak sedetikpun waktu dibiarkan tanpa amal sholeh. Apalagi Tanah Suci Mekkah merupakan tempat yang sangat disukai Allah dan tempat terkabulnya doa, maka orang berbondong-bondong mendatanginya.

Rabu, 24 September 2008

Salah Satu Tanda Kebenaran Al Quran

Semoga apapun yang kita lihat dapat menambah keyakinan kita kepada Allah.Aamiin!!!